Menu Close

Gen Z di dunia kerja: apa yang membuat generasi ini berbeda?

Seiring dengan banyaknya Gen Z yang telah menyelesaikan masa studi dan masuk ke dunia kerja, diskusi tentang generasi “digital native” ini makin sering terdengar.

Beberapa orang menilai kehadiran pekerja Gen Z sangat kontras dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya hingga kerap membuat pekerja senior menggaruk kepala akibat fenomena ini.

Sebagai contoh, akun anonim di platform X (dahulu Twitter) bercerita mengenai seorang pegawai yang masuk dalam kategori Gen Z tidak serius dalam menyelesaikan pekerjaannya..

Respons publik pun beragam. Ada sebagian orang yang mengeluhkan pegawai Gen Z ini memang tidak memiliki etos kerja yang baik, namun ada juga beberapa orang yang berpendapat pendekatan kepada pegawai mereka harus menggunakan cara yang berbeda untuk menghindari permasalahan ini.

Lantas, bagaimana menurut ahli mengenai fenomena Gen Z ditempat kerja yang sedang ramai dibahas ini?

Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berdiskusi dengan Annisaa Miranty Nurendra, Dosen Jurusan Psikologi dari Universitas Islam Indonesia (UII).

Annisaa mengatakan, Gen Z memang memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan generasi sebelumnya (milenial dan Gen X). Menurutnya, Gen Z adalah generasi yang sejak lahir sudah menjadi piawai menggunakan internet sehingga mereka bisa mendapatkan segala bentuk informasi dengan cepat, suka mempelajari hal-hal baru, dan mengutamakan passion dalam menggarap pekerjaan.

Karakter generasi ini di dunia kerja juga dianggap Annisaa berbeda dengan generasi lain. Ia melihat Gen Z condong mementingkan fleksibilitas, apresiasi dan pengakuan dalam pekerjaan serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Manajemen perusahaan perlu memahami hal ini untuk menciptakan harmoni di lingkungan kerja.

Berbicara mengenai banyaknya keluhan tentang perilaku Gen Z pada saat bekerja, Annisaa menganggap pentingnya komunikasi dalam hubungan antargenerasi dan bagaimana hal itu bisa menjadi alat untuk memahami dan saling berkembang. Ia menekankan perlunya menghindari egosentrisme sebagai proses pembelajaran.

Ia menambahkan perusahaan perlu melakukan penyesuaian kebijakan manajemen dan menerapkan gaya kepemimpinan yang tidak statis agar sesuai dengan perubahan demografi pekerja.

Simak episode lengkapnya hanya di SuarAkademia —ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.

Want to write?

Write an article and join a growing community of more than 186,100 academics and researchers from 4,986 institutions.

Register now