Agama dan nasionalisme pernah menjadi ideologi yang bertentangan. Kini, keduanya semakin bersahabat, dengan populisme yang sering kali menjadi perekatnya.
Hubungan antara Muslim dan non-Muslim di TikTok telah menciptakan ruang yang jarang bagi berkembangnya empati.
(Shutterstock)
TikTok mengalami lonjakan ‘postingan’, ‘streaming’ langsung, dan diskusi tentang Al-Qur'an, dengan banyak yang menyebut keimanan Islam yang mereka lihat di warga Gaza sebagai inspirasi mereka.
KTT ASEAN-GCC di Riyadh, Arab Saudi.
ASEAN official website
Negara-negara Arab dan ASEAN bisa berperan besar dan aktif membantu penyelesaian konflik Israel-Palestina. Lalu mengapa kini mereka cenderung lamban dan abai?
Pasukan Hamas dalam pertunjukan militer anti-Israel di Jalur Gaza pada tahun 2019.
Anas-Mohammed/Shutterstock
Titik kritis kuteks agar dapat digunakan beribadah adalah kemampuan lapisan untuk dapat ditembus oleh air dan menggunakan bahan serta fasilitas produksi halal.
Bendera organisasi Muhammadiyah.
Iljanaresvara Studio/Shutterstock
Kegiatan keagamaan bisa menjadi salah satu jalan bagi perempuan untuk berkiprah di luar ranah domestik dan menggaungkan kepentingan perempuan di ranah publik.
Perempuan Muslim mengenakan jilbab saat berolahraga.
Jacob Lund/Shutterstock
Asumsi sesat tentang arti jilbab tidak paham betapa integralnya berjilbab dengan identitas perempuan.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly (kiri) menyerahkan dokumen pandangan pemerintah terkait RKUHP kepada Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kedua kanan).
Galih Pradipta/Antara Foto
Pakar politik menjelaskan sejarah undang-undang penistaan agama di negara-negara mayoritas Muslim dan bagaimana aturan tersebut membungkam perbedaan pendapat.
Pendiri masjid Al-Fatah, Shinta Ratri, bersama dengan transgender perempuan lain.
Donal Husni/NurPhoto via Getty Images
Mengundang Rashtriya – yang terkenal atas perannya dalam konflik kekerasan antara umat Hindu dan Muslim di India – justru dapat membantu memulai gerakan global kerukunan antaragama.
Kelompok Muslim membakar obyek yang menggambarkan Nupur Sharma, dalam sebuah demonstrasi di Karachi, Pakistan.
AP Photo/Fareed Khan
Seorang akademisi Islam menulis tentang bagaimana otoritarianisme yang meluas di negara-negara Islam memengaruhi kebijakan luar negeri mereka terhadap minoritas Muslim di luar negeri.
Sejumlah penonton menunjukkan poster saat mengantre masuk suatu festival K-Pop di Tangerang Selatan, Banten.
(ANTARA FOTO/M Iqbal)
Semakin banyak generasi muda muslim yang menggemari K-Pop. Bagaimana mereka menegosiasikan antara kesalehan beragama dan kebutuhan mereka akan hiburan?
Maskur Rosyid, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
Suatu organisasi massa memang bisa dikatakan mewakili aliran agama tertentu, tapi tidak bisa mewakili Tuhan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina menggunakan beasiswa kuliah untuk membentuk pandangan politik para santri dan pelajar Muslim Indonesia terkait isu seperti diskriminasi terhadap minoritas Uyghur di Xinjiang, Cina.
(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Cina menggunakan beasiswa kuliah untuk membentuk pandangan politik para santri Indonesia terkait isu seperti diskriminasi terhadap minoritas Uyghur.
Sekumpulan anak muda berpartisipasi dalam Jakarta Climate Strike pada tahun 2019.
(The Conversation Indonesia/Luthfi T. Dzulfikar)
Banyak aktivis muda Muslim di Indonesia berpegang teguh pada nilai agama untuk mengemban tugas sakral untuk menjaga lingkungan. Kini “green Islam” menjadi agenda penting kaum muda dunia.
Seorang anak melihat foto tokoh Nahdlatul Ulama (NU) saat mengikuti Haul Para Pejuang NU di halaman gedung NU, Jakarta.
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Researcher at the Council for International Development, Wellngton, and a Tutor and Guest Lecturer in Religious Studies, Victoria University of Wellington, Te Herenga Waka — Victoria University of Wellington