Mendorong solidaritas kelas pekerja menjadi krusial untuk dilakukan secara kolektif di tengah pasar kerja yang kerap diskriminatif dan kondisi kerja yang makin eksploitatif.
Sejumlah pekerja berjalan pulang di Jalan Sudirman, Jakarta.
Bayu Pratama S/Antara Foto
Agama menjadi pegangan pekerja rentan di tengah terpaan eksploitasi, di antaranya melalui komunitas satu profesi. Sayangnya, penerapannya belum bisa mendorong kondisi kerja yang lebih layak
Meski ekonomi gig tengah pesat berkembang, Indonesia belum memiliki basis data yang menggambarkan besaran dan sebaran pekerjanya. Sebuah riset berusaha memberikan ilustrasi dan menjembatani kekosongan ini.
Dinamika relasi kerja di Indonesia membuat pekerja magang justru menanggung beban kerja besar yang menghasilkan nilai bagi pemberi kerja – tanpa timbal balik yang setara buat mereka.
Kaum muda bisa jadi memandang bahwa revolusi itu lebih menarik ketimbang reformasi. Namun, para pemimpin masa depan perlu terbuka dengan realitas bahwa perubahan yang bermakna dan tahan lama itu terjadi secara inkremental dan perlahan-lahan.
(Shutterstock)
Praktik ‘ageism’ di tempat kerja telah dilarang di banyak negara. Usia merupakan indikator prediksi kinerja yang buruk, dan seringkali tak berkaitan dengan kemampuan kerja.
Pelabuhan Makassar di Sulawesi Selatan.
(ANTARA FOTO/Amas Padda)
Memperbaiki sekolah vokasi, sekaligus menutup celah kompetensi digital, bisa membantu pekerja muda untuk benar-benar meraup manfaat dari ekonomi maritim yang tengah berkembang.
(Tim Pusat Pusat Penelitian Karir - Universias Andalas)
Selama ini, ada dugaan umum bahwa minat Gen Z terhadap pekerjaan-pekerjaan impian generasi sebelumnya, termasuk PNS, cenderung memudar. Riset menemukan bahwa kenyataannya tidak sesederhana itu.
Di tengah era ekonomi yang disruptif dan semakin beragam ini, Gen Z lebih peka terhadap berbagai jenis perbedaan latar belakang di tengah masyarakat. Industri harus lebih sigap menanggapi perubahan ini.
Para responden Generasi Z dalam survei kami menyatakan kepercayaan diri yang tinggi untuk memasuki dunia kerja, dengan keterampilan profesional yang mereka rasa selaras dengan kebutuhan oleh industri.
Apakah pekerja Indonesia di luar negeri bermanfaat buat Indonesia secara ekonomi, atau justru bentuk kegagalan negara dalam memepertahankan telanta lokal?
Sejumlah mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara (USU) mengikuti rangkaian orientasi universitas. Kampus merupakan fase penting bagi peserta didik dalam menentukan aspirasi karir mereka.
(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Kementerian Pendidikan menyatakan hanya ada maksimal 20% lulusan perguruan tinggi yang bekerja sesuai program studinya. Apa yang menyebabkan fenomena ini, dan apa yang bisa dilakukan ke depannya?
Untuk mendalami tantangan lulusan baruu dan pekerja muda di tengah pandemi, kami berbicara dengan dua peneliti SMERU, Sylvia Sylvia Andriyani Kusumandari dan Akhmad Ramadhan Fatah.