Ilustrasi pemilih muda Pemilu 2024.
https://www.shutterstock.com/Teksnologi
Politik Indonesia yang terkadang bersifat ‘personal’ membuat kaum muda lelah.
Pelajar yang menjadi pemilih pemula merekam maskot Pemilu 2024 Sura dan Sulu menggunakan ponselnya saat mengikuti kegiatan sosialisasi oleh KPU Kabupaten Badung, Bali.
Fikri Yusuf/Antara Foto
Riset menemukan dua pandangan berbeda kaum muda terhadap politik.
Ada yang tertarik dengan politik, ada yang tidak tertarik dengan politik (apolitis).
Kirab Pemilu 2024 di Magelang, Jawa Tengah.
Anis Efizudin/Antara Foto
PDI-P cenderung melihat media sosial hanya sebagai sarana branding partai, sedangkan PSI melihatnya juga sebagai wadah untuk berdialog dengan publik.
Ilustrasi pemilih muda memasukan kertas suara.
alfawardana/Shutterstock
Pemilih muda makin kritis. Mereka menginginkan informasi mengenai rekam jejak, program dan visi misi para kandidat Pemilu 2024. Penyelenggara pemilu harus memfasilitasi ini.
Pembukaan pendaftaran bakal calon legislatif dalam Pemilu 2024.
Irfan Anshori/Antara Foto
Jelang Pemilu 2024, partai politik perlu membuka ruang selebar-lebarnya bagi kaum muda untuk bisa untuk menjadi caleg dan maju di kontestasi politik.
Kaum muda mempersiapkan prioritas isu menjelang suatu forum perdebatan politik di Lalitpur, Nepal.
(Tom O'Neill)
Pada masa ketika norma-norma demokratis tampaknya terus memudar di seluruh dunia, demokrasi delibaratif adalah satu obat yang menurut riset kami layak untuk diperjuangkan.
Beberapa pendukung muda calon presiden Prabowo Subianto dalam acara kampanye di Bali bulan Maret lalu.
Made Nagi/EPA
Bagaimana melawan rasa apatisme politik yang kuat di kalangan muda Indonesia?